AQIDAH ISLAMIYAH

AQIDAH ISLAMIYAH


Pengertian Aqidah

 Aqidah secara bahasa berasal dari kata ‘aqd yang berarti mempererat, mengokohkan, dan mengikat dengan kuat. Secara istilah aqidah adalah keyakinan yang kuat yang tidak dimasuki oleh keraguan. Dengan demikian, aqidah Islam berarti keimanan yang kuat kepada Allah Ta’ala dengan  melaksanakan kewajiban berupa tauhid dan taat kepada-Nya, demikian juga beriman kepada malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada qadar serta mengimani semua yang sudah shahih tentang prinsip-prinsip agama (ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, berita yang disebutkan dalam Alquran maupun sunah baik ‘ilmiyyah(sebagai pengetahuan yang harus diyakini) maupun ‘amaliyyah (pengetahuan yang harus diamalkan).
 Sumber Aqidah

Aqidah adalah taufiqiyah, yang memiliki arti tidak bias ditetapkan kecuali dengan dalil yang syar’i, tidak ada medan ijtihad dan berpendapat didalamnya. Oleh sebab itu sumber-sumbernya terbatas kepada apa yang ada didalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena tidak ada seorang pun yang mengetahui Allah apa yang diwajibkan dan disucikan melainkan Allah sendiri, dan tidak seorang pun sesudah Allah yang mengetahui tentang Allah selain Rasulullah . Oleh sebab itu dalam mengambil Aqidah terbatas pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Tujuan Aqidah
Tujuan Aqidah yaitu terwujudnya kehidupan manusia yang tentram, damai dan tenang untuk menuju kehidupan yang lebih baik didunia dan diakhirat. (Wahyudi, 2009 : 19) secara lebih rincinya :
1.  Agar amal ibadah manusia diterima oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, karena beribadah kepada Allah tidak akan diterima apabila tidak dilandasi dengan aqidah yang benar atau alias rusak. Oleh karenanya sebesar apapun amal ibadah kita apabila dicampuri dengan kesririkan maka amalan tersebut akan musnah.
2.  Supaya manusia beribadah semata-mata niat dan ikhlas hanya kepada Allah. Karena Allah adalah sang Pencipta yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Seperti contoh : adakalanya ketika seseorang beribadah ia hendaknya semata-mata hanya untuk Allah SWT. bukan karena maksud lain, seperti untuk mengharap pujian dll.
3.  Membebaskan akal dan pikiran dari kegelisahan yang timbul dari lemahnya Aqidah. Seperti contoh : Orang yang lemah Aqidahnya, adakalanya kosong hatinya dan adakalanya terjerumus pada berbagai kesesatan dan khurafat.
4.   Ketenangan jiwa dan pikiran tidak cemas. Seperti contoh: atas dasar adanya Aqidah dalam diri seseorang, maka dengan Aqidah inilah yang akan memperkuat hubungan antara orang mukmin dengan Allah, sehingga ia menjadi orang yang tegar menghadapi segala persoalan dan sabar dalam menyikapi berbagai cobaan.
5.    Meluruskan tujuan dan perbuatan yang menyimpang dalam beribadah kepada Allah serta berhubungan dengan orang lain berdasarkan ajaran Al-Qur’an dan tuntunan Rasulullah SAW. Diantara dasar aqidah inilah yaitu mengimani para rasulnya, mengikuti tujuan dan perbuatan mereka ke jalan yang lurus. Seperti contoh : ketika seseorang ingin berbuat segala-sesuatu atas dasar kuatnya aqidah ia tidak akan menyimpang dari tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah.
6.   Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan yang baik untuk beramal baik. Sebab setiap amal baik pasti ada balasannya. begitu sebaliknya, setiap amal buruk pasti juga adabalasannya. Di antara dasar Aqidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.

Prinsip-prinsip Aqidah

1.  Agama yang benar adalah agama islam. Agama Islam datang untuk menyempurnakan dan menggantikan agama-agama sebelumnya beserta syari’at-syari’atnya. Firman Allah dalam surat Ali Imran : 85 :
وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَالْإِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلُ مِنْهُ وَهُوَفِى الْأَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima dan di akhirat dia termasuk orang yang merugi”
2.   Kitab terakhir yang diturunkan Allah SWT adalah Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad Saw, sebagai peyempurnakan kitab-kitab sebelumnya dalam segala hal, terutama ajarannya dan berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia. Siapa yang berpegang teguh kepada Al-Qur’an hidupnya dijamin akan bahagia di dunia dan di akhirat. Allah telah menyempurnakan agama Islam dan telah meredainya sebagai agama yang membawa keselamatan. Allah berfiman :
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ اْلإِسْلَامَ دِيْنًا…..
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama mu untuk mu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagi mu, dan telah Aku redhai Islam sebagai agama mu” (Al – Maidah : 3)
3. Nabi Muhammad SAW Merupakan nabi terakhir / penutup seluruh Nabi dan Rasul. Jika ada yang mengaku sebagai rasul setelah Nabi Muhammad Saw dan mempunyai kitab suci berarti semua itu palsu. Firman Allah :
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَااَحَدٍ من رِّجالكم ولكنَّ رّسول اللهِ وخاتم النبين
“Muhammad itu bukanlah bapak salah seorang siantara kamu, tetapi adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Mengetahui segala sesuatu” (Al – Ahzab : 40)
4. Meyakini bahwa Orang yang Tidak Memeluk Agama Islam, tidak mempercayai dan tidak mengamalkan islam itu adalah orang kafir  itu Kafir. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِيْنَ حَتَّى تَأْتِيْهِمُ اْلبَيِّنَةُ 
“Orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata” (Al – Bayyinah : 1)
Bukti yang dimaksud dalam ayat di atas adalah bukti nyata yang akan terlihat setelah datang hari pembalasan. Pada saat itulah orang-orang kafir sadar dan mempercayai bahwa agama Islam itu benar, Akan tetapi kesadaran itu sia-sia karena semuanya sudah terlambat. Orang-orang kafir tempatnya di neraka Jahannam dan mereka kekal di dalamnya, sebagai akibat tidak mempercayai bahwa agama Islam yang dibawa oleh para nabi dan rasul itu benar adanya.
Allah Berfirman :
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِيْنَ فِيْهَا. أُولَئِكَ هُمُ شَرُّاْلبَرِيَّةِ
“Sungguh, orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itulah sejahat-jahat  makhluk” (Al – Bayyinah : 6)

Komentar